Beranda | Artikel
Jangan Memakai Pakaian Syuhrah
Selasa, 1 November 2022

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Jangan Memakai Pakaian Syuhrah ini adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Talbis Iblis. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary pada Senin, 5 Rabi’ul Akhir 1444 H / 31 Oktober 2022 M.

Kajian Tentang Jangan Memakai Pakaian Syuhrah

Salah satu talbis iblis terhadap sebagian orang adalah mengenakan pakaian yang menunjukkan kezuhudan, tapi sebenarnya bukan kezuhudan yang sedang mereka peragakan. Mereka memperagakan sebuah kejahilan dengan melakukan sesuatu yang sebenarnya justru dilarang, yaitu mengenakan pakaian syuhrah.

Pakaian syuhrah yaitu pakaian yang mencolok, pakaian yang sensasional, dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan popularitas orang yang mengenakannya. Sehingga menjadi pusat perhatian, pandangan mata akan tertuju kepadanya atau membuat decak kagum orang-orang yang melihatnya karena perbedaannya dengan yang lain. Pakaian seperti ini dilarang.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarang kita mengenakan pakaian syuhrah. Seperti orang yang mengenakan sepasang pakaian palsu untuk memperdaya manusia. Maka dari itu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam jauh dari hal itu. Beliau mengenakan pakaian yang biasa dikenakan. Tidak memakai satu jenis pakaian tertentu sehingga menjadi perhatian ataupun menjadi kekhususan.

Nabi pernah mengenakan pakaian berwarna merah ketika penaklukan kota Makkah seperti yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Al-Bara’ bin Azib. Nabi juga pernah tertarik dengan jubah hitam seperti yang diriwayatkan oleh Muslim di dalam shahihnya dari hadits Jabir bin Abdillah. Dan beberapa pakaian-pakaian yang dibawa ke Madinah dan Nabi memakainya. Jadi tidak ada satu pakaian khusus (istimewa yang hanya dipakai oleh Nabi) sedangkan yang lain tidak boleh memakainya. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memakai pakaian yang biasa dipakai oleh manusia.

Maka dari itu kita dilarang mengenakan pakaian syuhrah. Ini tujuannya untuk menjaga hati. Dimana hati itu susah untuk dikendalikan. Kadang-kadang kita mengenakannya pamer dan menunjukkan status sosial atau agama kita. Sehingga kita terlihat seperti seorang alim atau zuhud dan sejenisnya. Tujuan seperti ini tentunya tidak baik bagi hati.

Hati itu berbolak-balik, bisa saja digelincirkan oleh setan. Sehingga kita melakukan itu untuk tujuan-tujuan duniawi. Misalnya untuk dapat pujian, untuk mendapat tempat di tengah-tengah manusia, untuk ketenaran dan popularitas yang itu semua mengganggu hati kita. Akan muncul perasaan lebih dari orang lain, perasaan sombong, takabur, keangkuhan yang dibalut seolah-olah dia adalah orang yang zuhud. Ini sebenarnya bukan kezuhudan. Mereka telah tertipu oleh iblis di dalam bab ini. Maka dari itu kita dilarang mengenakan pakaian syuhrah.

Larangan dan makruhnya mengenakan pakaian syuhrah itu diriwayatkan dari Abu Dzar Al-Ghifari, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ لَبِسَ ثَوْبَ شُهْرَةٍ أَعْرَضَ اللَّهُ عَنْهُ حَتَّى يَضَعَهُ مَتَى وَضَعَهُ

“Siapa yang mengenakan pakaian syuhrah, maka Allah akan berpaling darinya hingga dia menanggalkannya.” (HR. Ibnu Majah)

Diriwayatkan juga dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ لَبِسَ ثَوْبَ شُهْرَةٍ فِي الدُّنْيَا أَلْبَسَهُ اللَّهُ ثَوْبَ مَذَلَّةٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Siapa saja yang mengenakan pakaian syuhrah, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memakaikan pakaian kehinaan kepadanya pada hari kiamat kelak.” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i)

Dua hadits ini sanadnya dhaif, tapi bisa terangkat menjadi hadits Hasan lighairihi tentang celaan terhadap pakaian syuhrah.

Ibnul Jauzi mengatakan: “Telah dinukilkan kepada kami bahwa Ibnu Umar melihat anaknya mengenakan pakaian buruk dan hina. Lalu Ibnu Umar berkata kepadanya: ‘Jangan kamu pakai itu karena ini pakaian syuhrah.`”

Jadi pakaian syuhrah itu bisa dalam bentuk pakaian-pakaian yang lusuh dan buruk. Jadi kembali kepada tujuan orang yang memakainya. Dia pakai itu tujuannya untuk apa? Untuk dilihat dan dikenali manusia. Supaya manusia mengenalinya dengan satu ciri khas dan dia menisbatkan dirinya kepada hal tersebut.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/52326-jangan-memakai-pakaian-syuhrah/